Sabtu, 24 September 2016

mainkan etika bercanda


  1. Bercanda dengan niat yang baik dan tidak berdusta.
Rasulullah SAW melarang orang mengucapkan perkataan dusta demi membuat seseorang menjadi tertawa. Rasulullah SAW bersabda: "Celakalah orang-orang yang berkata dusta untuk membuat orang tertawa. Celakalah dia! Celakalah dia!" (HR. Ahmad)
Hadits di atas menjelaskan bahwa Islam melarang orang-orang mengatakan perkataan bohong dan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, walaupun hanya berniat untuk bercanda. Karena hal ini dapat menimbulkan fitnah dan perselisihan.
Alloh SWT berfirman dalam al-Qur'an:
Artinya:
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS. Al-Isra: 53)
2.  Tidak bercanda berlebihan dan tertawa terbahak-bahak
Islam melarang bercanda berlebihan dan tertawa terbahak-bahak karena sesungguhnya dapat mengeraskan hati dan dapat menjatuhkan kewibawaan dihadapan orang lain. Rasullulah SAW bersabda : “janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa itu mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah)
Seseorang yang bercanda belebihan hingga tertawa terbahak-bahak dapat membuat seseorang menjadi sombong serta akan menimbulkan perasangka buruk dan tidak akan dihargai orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan bercanda yang tidak berlebihan sehingga bercanda akan memberikan manfaat dan berpahala. Diriwayatkan dari sebuah hadits, Aisyah RA menceritakan: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW tertawa hingga terbahak-bahak sampai terlihat amandelnya. Beliau hanya tersenyum saat bercanda.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


3. Tidak melecehkan kelompok tertentu dalam bercanda.
Islam melarang mercanda dengan melecehkan kelompok atau ras tertentu seperti menyebut warna kulit, suku bangsa maupun bentuk fisik seseorang. Bercanda dengan mengolok-olok perbedaan serta kekurangan fisik seseorang, seperti menyebut dengan panggilan si Hitam, si Gendut dan si Jangkung itu sangat dilarang dalam Islam. Bahkan Alloh SWT melaknat dan mengutuk perbuatan tersebut.

Firman Alloh dalam al-Qur'an
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
 (QS. Al-Hujurat: 11) 
4.       Harus menyenangkan hati orang lain
Rasulullah menganjurkan, ketika bercanda hendaknya membuat senang hati orang lain dan tidak mengucapkan perkataan yang membuat orang lain ketakutan. Diriwayatkan oleh Anas RA, Rasulullah SAW pernah bercanda dengan salah satu sahabat beliau bernama Zahir ketika bertemu di pasar. Rasulullah SAW memeluk Zahir dari belakang, lalu beliau berkata: “Wahai umat manusia, siapakah yang akan membeli budak ini?” kemudian Zahir berkata: “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka.” Rasulullah berkata: “Tapi di pandangan Allah S.W.T. engkau bernilai, Zahir. Mau dibeli Allah atau manusia?” Zahir pun tersenyum bahagia dan kembali memeluk erat Rasulullah. (HR. Ahmad).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa betapa mulia hati Rasulullah SAW yang ingin membuat hati sahabatnya bahagia dan senang dengan memberikan canda tawa.


5.      Bercanda di tempat yang tepat
Selain kepada orang yang tepat, kita seharusnya juga bisa menempatkan diri kapan dan dimana kita harus bercanda. Dalam perkara – perkara serius, seperti persidangan, majelis ilmu, majelis penguasa, persaksian dan keadaan serius lainnya, kita dilarrang untuk bercanda – 

6.      Tidak berbohong

Berbohong adalah perilaku yang merugikan diri sendiri. Orang yang terbiasa berbohong ia akan terus menerus berbohong dalam setiap ucapannya. ini adalah perilaku yang sangat dibenci dalam islam, sampai-sampai Rasulullah bersabda dalam sebuah hadistnya,
“Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan kedustaan walaupun dia sedang bergurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi siapa saja yang berakhlak baik.” (HR. Abu Dawud, no. 4800 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 1464)

7.       Tidak menyakiti hati

Terkadang kita tidak bisa mengukur, sebatas apa canda kita, sampai-sampai orang yang kita ajak bercanda merasa tersinggung dan tersakiti hatinya, yang kemudian membuatnya semakin jauh dari orang yang dulunya sering bercanda dengannya. Hanya karena ucapan kita yang sepele, namun membekas dalam jangka yang sangat lama. Sobat, perasaan orang yang kita sakiti itu lebih sakit dan lebih lama membekas daripada kita menyakiti fisiknya. Karena ia akan hilang dalam jarak satu atau dua hari.

8.      Tidak ghuluw (lebih lebihan)

Keterlaluan atau dalam bahasa anak zamana sekarang adalah lebay dalam bercanda, itu juga sifat yang tidak layak dalam bercanda. Orang akan merasa risih dengan kita, dan terkadang sifat berlebih lebihan dalam bercanda bisa membawa kepada tingkat yang lebih fatal dari itu, yaitu perkelahian. 

Tak jarang kita menyaksikan teman-teman kita yang awalnya sering terlihat bercanda berdua, dan bahkan setiap harinya dihiasi dengan canda dan tawa, namun disuatu hari kita tidak pernah melihat itu semua. Semuanya menjadi semu dan kembali dalam kesepian. Atau bahkan kita pernah merasakannya sendiri, bagaimanalah rasa dijauhi oleh orang lain padahal dulunya orang sangat dekat dekat dengan kita?. Maka hindarilah sifat yang seperti ini.

9.      Bercada hanya secukupnya

Apakah kita harus memberikan jatah untuk diri kita dalam bercanda? Misalnya seminggu hanya tiga kali bercanda, tidak! Bukan ini yang dimaksud, tapi “bercanda sekedarnya saja”, cukup menghibur diri dan orang yang kita ajak bercanda. 

Setiap perkara dunia yang kita lakukan itu hanya secukupnya saja, termasuk dalam bercanda. Tidak boleh berlebihan apalagi sampai memaksakan diri.
10.      Jangan bercanda dengan orang yang tidak suka bercanda

Sering kali kita melihat beberapa sobat kurang memperhatikan orang yang diajak bercanda, ia menyamakan semuanya. Padahal ada orang yang suka diajak bercanda dan ada pula orang yang tidak suka bercanda. Maka kita harus berhati-hati dalam hal ini, jangan sampai kita meninggung atau bahkan membangkitkan singa yang sedang istirahat ibaratnya.