- Bercanda dengan niat yang baik dan tidak berdusta.
Rasulullah
SAW melarang orang mengucapkan perkataan dusta demi membuat seseorang menjadi
tertawa. Rasulullah SAW bersabda: "Celakalah orang-orang yang berkata
dusta untuk membuat orang tertawa. Celakalah dia! Celakalah dia!" (HR.
Ahmad)
Hadits
di atas menjelaskan bahwa Islam melarang orang-orang mengatakan perkataan
bohong dan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, walaupun hanya berniat untuk
bercanda. Karena hal ini dapat menimbulkan fitnah dan perselisihan.
Alloh SWT berfirman dalam al-Qur'an:
Artinya:
"Dan
katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di
antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia." (QS. Al-Isra: 53)
2. Tidak
bercanda berlebihan dan tertawa terbahak-bahak
Islam melarang bercanda berlebihan dan tertawa
terbahak-bahak karena sesungguhnya dapat mengeraskan hati dan dapat menjatuhkan
kewibawaan dihadapan orang lain. Rasullulah SAW bersabda : “janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa itu
mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah)
Seseorang yang bercanda belebihan hingga tertawa
terbahak-bahak dapat membuat seseorang menjadi sombong serta akan menimbulkan
perasangka buruk dan tidak akan dihargai orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan
bercanda yang tidak berlebihan sehingga bercanda akan memberikan manfaat dan
berpahala. Diriwayatkan dari sebuah hadits, Aisyah RA menceritakan: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW
tertawa hingga terbahak-bahak sampai terlihat amandelnya. Beliau hanya
tersenyum saat bercanda.”
(HR.
Bukhari dan Muslim)
3. Tidak melecehkan kelompok tertentu dalam
bercanda.
Islam melarang mercanda dengan melecehkan kelompok
atau ras tertentu seperti menyebut warna kulit, suku bangsa maupun bentuk fisik
seseorang. Bercanda dengan mengolok-olok perbedaan serta kekurangan fisik
seseorang, seperti menyebut dengan panggilan si Hitam, si Gendut dan si
Jangkung itu sangat dilarang dalam Islam. Bahkan Alloh SWT melaknat dan
mengutuk perbuatan tersebut.
Firman Alloh dalam al-Qur'an
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman,
janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi
yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih
baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim."
(QS. Al-Hujurat: 11)
4.
Harus
menyenangkan hati orang lain
Rasulullah menganjurkan, ketika bercanda hendaknya
membuat senang hati orang lain dan tidak mengucapkan perkataan yang membuat
orang lain ketakutan. Diriwayatkan oleh Anas RA, Rasulullah SAW pernah bercanda
dengan salah satu sahabat beliau bernama Zahir ketika bertemu di pasar.
Rasulullah SAW memeluk Zahir dari belakang, lalu beliau berkata: “Wahai umat
manusia, siapakah yang akan membeli budak ini?” kemudian Zahir berkata: “Ya
Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka.” Rasulullah berkata:
“Tapi di pandangan Allah S.W.T. engkau bernilai, Zahir. Mau dibeli Allah atau
manusia?” Zahir pun tersenyum bahagia dan kembali memeluk erat Rasulullah. (HR.
Ahmad).
Hadits
tersebut menjelaskan bahwa betapa mulia hati Rasulullah SAW yang ingin membuat
hati sahabatnya bahagia dan senang dengan memberikan canda tawa.
5.
Bercanda
di tempat yang tepat
Selain kepada orang yang tepat, kita
seharusnya juga bisa menempatkan diri kapan dan dimana kita harus bercanda.
Dalam perkara – perkara serius, seperti persidangan, majelis ilmu, majelis
penguasa, persaksian dan keadaan serius lainnya, kita dilarrang untuk bercanda –
6.
Tidak
berbohong
Berbohong
adalah perilaku yang merugikan diri sendiri. Orang yang terbiasa berbohong ia
akan terus menerus berbohong dalam setiap ucapannya. ini adalah perilaku yang
sangat dibenci dalam islam, sampai-sampai Rasulullah bersabda dalam sebuah
hadistnya,
“Aku juga menjamin rumah di tengah
surga bagi siapa saja yang meninggalkan kedustaan walaupun dia sedang bergurau.
Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi siapa saja yang
berakhlak baik.” (HR. Abu Dawud, no. 4800 dan
dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 1464)
7.
Tidak
menyakiti hati
Terkadang
kita tidak bisa mengukur, sebatas apa canda kita, sampai-sampai orang yang kita
ajak bercanda merasa tersinggung dan tersakiti hatinya, yang kemudian
membuatnya semakin jauh dari orang yang dulunya sering bercanda dengannya.
Hanya karena ucapan kita yang sepele, namun membekas dalam jangka yang sangat
lama. Sobat, perasaan orang yang kita sakiti itu lebih sakit dan lebih lama
membekas daripada kita menyakiti fisiknya. Karena ia akan hilang dalam jarak
satu atau dua hari.
8.
Tidak
ghuluw (lebih lebihan)
Keterlaluan
atau dalam bahasa anak zamana sekarang adalah lebay dalam bercanda, itu juga
sifat yang tidak layak dalam bercanda. Orang akan merasa risih dengan kita, dan
terkadang sifat berlebih lebihan dalam bercanda bisa membawa kepada tingkat
yang lebih fatal dari itu, yaitu perkelahian.
Tak
jarang kita menyaksikan teman-teman kita yang awalnya sering terlihat bercanda
berdua, dan bahkan setiap harinya dihiasi dengan canda dan tawa, namun disuatu
hari kita tidak pernah melihat itu semua. Semuanya menjadi semu dan kembali
dalam kesepian. Atau bahkan kita pernah merasakannya sendiri, bagaimanalah rasa
dijauhi oleh orang lain padahal dulunya orang sangat dekat dekat dengan kita?.
Maka hindarilah sifat yang seperti ini.
9.
Bercada
hanya secukupnya
Apakah
kita harus memberikan jatah untuk diri kita dalam bercanda? Misalnya seminggu
hanya tiga kali bercanda, tidak! Bukan ini yang dimaksud, tapi “bercanda
sekedarnya saja”, cukup menghibur diri dan orang yang kita ajak bercanda.
Setiap
perkara dunia yang kita lakukan itu hanya secukupnya saja, termasuk dalam
bercanda. Tidak boleh berlebihan apalagi sampai memaksakan diri.
10.
Jangan
bercanda dengan orang yang tidak suka bercanda
Sering
kali kita melihat beberapa sobat kurang memperhatikan orang yang diajak
bercanda, ia menyamakan semuanya. Padahal ada orang yang suka diajak bercanda
dan ada pula orang yang tidak suka bercanda. Maka kita harus berhati-hati dalam
hal ini, jangan sampai kita meninggung atau bahkan membangkitkan singa yang
sedang istirahat ibaratnya.